Catatan Reportase :
Dari Pemilu Amerika : George
Bush atau Al Gore? (24)
New Orleans, 28/11/00 - 09:15 PM (29/11/00 - 10:15
WIB)
Hari ini tidak ada breaking news, kecuali
kedua kubu saling melempar pernyataan. Sudah lebih 20 hari sejak hari pemilu,
kontroversi tentang presiden Amerika masih belum juga tuntas…tas…tas…tas…
Meskipun hasil akhir suara Florida sudah disahkan Minggu malam yll.
Bush sedang kebelet, tidak sabar lagi ingin
boyongan ke Gedung Putih menggantikan Bill Clinton pada 20 Januari 2001 nanti.
Gore sedang gerah, memperjuangkan adanya banyak suara dari pendukungnya
di beberapa kabupaten yang ternyata tidak diakui oleh panitia pemilu Florida
saat pengesahan dan juga adanya banyak kartu suara yang tidak terbaca oleh
mesin penghitung. Proses peradilan atas tuntutan pihak Gore ini masih berlanjut
ke tingkat selanjutnya dan masih akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang
Melihat hasil keputusan pengesahan suara di Florida
pada Minggu malam lalu, yang menghasilkan angka kemenangan bagi George Bush, seorang
rekan Mas Henry Lumbantoruan bertanya : “ada banyak massa nggak yang ke
gedung DPR-nya Amrik untuk protes hasil sementara pemilu itu?”
Ternyata tidak ada massa yang ramai-ramai datang ke
gedung DPR untuk protes hasil pemilu, yang ada justru protes dari Al Gore, Joe
Lieberman dan kubunya. Itu juga cukup dilakukan dari rumah, tidak perlu
memprovokasi teman-temannya lalu ngelabrak di jalanan.
Beberapa hari terakhir menjelang pengesahan suara
Florida memang banyak massa berunjuk rasa (bukan protes, melainkan memang
sedang mengunjukkan perasaannya), antara lain di sekitar kantor pemilu di
Tallahasse (Florida). Pendukung Bush bergerombol membawa poster dan meneriakkan
yell-yell, di sebelah lain pendukung Gore juga melakukan hal yang sama.
Kedua pihak dipisah oleh polisi, dibatasi dengan police line. Tidak ada
PAM-Swakarsa.
Di kediaman George Bush di Austin (Texas), massa
berunjuk rasa mendukung Bush sambil membawa poster, berjalan keliling halaman,
meneriakkan yell-yell. Kalau ada mobil lewat yang juga pendukung Bush,
mobil lalu berjalan perlahan sambil membunyikan klakson tanda mendukung.
Ternyata di situ juga ada sekelompok kecil pendukung Gore, yang juga membawa
poster. Mereka “baik-baik saja”, saling cengengesan. Mengekspresikan sikapnya
masing-masing, tanpa perlu gelut atau tawuran.
Di kediaman Al Gore di Washington DC, massa berunjuk
rasa mendukung Gore juga sambil membawa poster. Ketika diumumkan bahwa Bush
yang unggul di Florida, massa pendukung Gore lalu meletakkan posternya dan
balik kanan. Padahal sebelumnya saya "mengharapkan" mereka akan
membakar ban, merusak mobil, melempari gedung atau menjarah toko. Ternyata
"harapan" saya tidak cocok untuk saya gunakan di Amerika. Lha,
ternyata kok mereka lebih sareh (mampu mengendalikan emosi)
daripada saya.
Saya kira, inilah salah satu buah dari hasil
pembangunan masyarakat (dan demokrasi) yang sudah mapan. Karena pihak manapun
yang jadi Presiden, tidak akan berdampak besar terhadap sistem kehidupan
masyarakatnya. Hanya soal beda figur saja dan skala prioritas pembangunannya.
Selebihnya, kehidupan akan berjalan normal kembali.
Tidak ada trauma historis yang hanya menyebabkan
ketidakpercayaan dan kecurigaan. Sebab kalau itu yang terjadi, maka
bersiap-siaplah untuk mengatasi setiap “kemelut” dengan “kemelut baru”. Kalau
ternyata hasilnya tidak memuaskan, lalu diberikanlah terapi dengan “kemelut
baru lagi”, yang biasanya juga menghasilkan “kemelut lagi”. Demikian
seterusnya, dan itu yang terjadi dalam kurun 4 tahun terakhir sejarah reformasi
bangsa kita.-
Pihak yang kalah dalam pemilu Amerika akan kecewa?
Pasti. Tidak puas? Jelas. Lalu, berbagai cara legal pun akan ditempuh oleh
kedua belah pihak guna melampiaskan kekecewaan dan ketidakpuasannya. Setelah
itu? Semua pihak akan menghargai apapun keputusan akhirnya. Kemungkinan akan
adanya ketidakpuasan yang berlebihan dan tak terkendali oleh individu, dapat
saja terjadi. Insiden-insiden kecil tentu tak terhindarkan. Tetapi
ketidakpuasan kolektif yang memicu kerusuhan dan teror, kelihatannya kok
tidak terjadi dan itulah yang saya lihat sejauh ini.
Peristiwa pemilihan presiden Amerika tahun ini
memang akan menjadi cacatan terburuk dalam sejarah demokrasi Amerika. Namun
saya melihat, ini juga akan menjadi catatan sejarah bahwa betapapun rumit dan
tegangnya proses pemilu kali ini, diperkirakan akan dapat diselesaikan dengan
tetap saling menghormati proses demokrasi, sekalipun berlarut-larut. Hal yang
terakhir ini memang menjadi salah satu kebanggaan warga Amerika, setiap kali
saya omong-omong dengan rekan Amerika saya.
Kini perkenankan saya bermimpi : Kalau saja…….,
“semangat tidak gampang ngamuk” yang seperti ini dapat ditiru oleh rekan-rekan
muda*) saya di mana saja, dan bukannya malah meniru gaya hidup bebas
tak terbatasnya ………-
Yusuf Iskandar
__________
*)Seseorang hingga berumur 40 tahun, menurut KNPI
masih disebut pemuda.-
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]